Buat kalian yang baru belajar tentang Digital Marketing, terutama untuk website, anda pasti sering mendengar istilah Bounce Rate, khususnya kalian yang sering berkutat di SEO
Bounce Rate adalah sebuah tolak ukur apakah sebuah pengunjung melakukan tindakan atau aksi setelah mengunjungi sebuah halaman website anda. Biasanya Bounce Rate ditampilkan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi Bounce Rate-nya makan semakin tinggi rasio pengunjung yang masuk lalu keluar tanpa melakukan aksi apapun.
Bounce Rate dapat ditemukan pada Google Analytics. Berikut contoh tampilannya:
Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang Bounce Rate. Perlu diketahui terlebih dahulu istilah sesi(session). Setiap pengunjung yang berkunjung ke website, akan dihitung 1 session. Semua session yang tidak “melakukan aktivitas” akan dihitung sebagai bounce.
Session yang termasuk “melakukan aktivitas” adalah:
Jika sebuah session tidak melakukan salah satu dari 3 hal diatas, maka akan dihitung sebagai bounce.
Cara menghitung Bounce Rate cukup sederhana yaitu ketahui jumlah pengunjung sebuah halaman dan berapa session yang tidak memenuhi dari 3 syarat tadi. Berikut rumusnya:
bounce_rate = session_valid / jumlah_session x 100%
Contoh:
Maka Bounce Rate nya adalah 1/2 x 100% = 50%
Tergantung goal sebuah halaman website anda. Tidak selalu Bounce Rate tinggi berarti buruk. Misalnya anda ingin membuat sebuah halaman banyak pengunjungnya atau pembacanya saja, tanpa melakukan apapun, maka Bounce Rate tinggi tidak masalah.
Berbeda jika goal anda adalah setelah pengunjung mengunjungi suatu website, berharap akan masuk ke halaman lain, maka Bounce Rate tinggi akan buruk.
Jika anda hanya ingin mengukur apakah pengunjung betah membaca artikel anda. Mungkin satuan Session lebih cocok untuk anda lihat.
Jadi, Bounce Rate hanyalah alat ukur untuk memudahkan anda dan team anda untuk memutuskan langkah berikutnya.
Sebenarnya topik ini masih diperdebatkan oleh para komunitas SEO. Ada yang percaya Bounce Rate memiliki peran penting dalam penilaian Google terhadap sebuah halaman website, dan apa pula yang tidak setuju dengan hal tersebut.
Kami sendiri memilih tidak begitu peduli dengan Bounce Rate, karena hal ini bisa diakali dengan cara-cara tertenu. Untuk mengetahui cara menurunkannya, bisa dilihat di sub topik berikutnya.
Jadi, kami lebih memilih fokus untuk menyajikan konten yang dapat membantu pembaca.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa Bounce Rate bisa diakali dengan beberapa cara. Oleh karena itu, beranggapan Bounce Rate yang sangat rendah adalah hal baik, itu adalah pendapat yang salah.
Secara normal nilai Bounce Rate 30% - 80% sudah bisa dikatakan baik. Dengan catatan, tidak diakali dengan trik-trik khusus. Jika menurut data statistik dari HubSpot adalah 26% - 70%.
Bagaimana dengan nilai dibawah 30% atau bahkan 0%? Apakah baik? Jawabannya tidak, karena hal tersebut bisa dikarenakan kesalahan konfigurasi ataupun menggunakan teknik khusus. Bisa saja developer melakukan setup yang salah, sehingga terjadi iframe atau sejenisnya, sehingga terlihat user melakukan aktivitas. Berhati-hatilah.
Seperti yang sudah dijelakan sebelumnya. Fokusnya adalah membuat session masuk ke kategori “melakukan aktivitas”
Berikut ini tips praktis yang bisa dilakukan:
Membuat konten yang berkualitas memang sulit untuk diukur. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan konten-konten pesaing yang serupa. Apakah sudah cukup unik? Apakah ada informasi baru? Apakah lebih lengkap? Lebih Panjang? Pastikan kontennya lebih dari segala sisi.
Hindari dengan klikbait yang kurang etis demi sebuah klik. Hal ini dapat membuat Bounce Rate tinggi. Selain itu dapat pula memperburuk citra sebuah brand.
Salah satu trik paling berdampak besar adalah memberikan internal link untuk kata-kata yang dapat diarahkan ke artikel yang relevan. Hal ini dapat membantu pengunjung untuk mencari informasi yang mereka cari.
Gunakan pop up untuk “memaksa” pengunjung melakukan klik sesuatu. Namun cara ini bisa cukup menyebalkan jika tidak digunakan dengan benar. Gunakan pop up secara wajar.
Lambatnya sebuah halaman dimuat, dapat membuat pengunjung enggan menunggu dan keluar begitu saja. Pastikan website sudah dilakukan optimasi. Banyak tools untuk dapat mengukur performa sebuah website. Kami telah mengulasnya secara mendalam pada 8 Tools untuk Cek Kecepatan Website
Gunakan desain yang memudahkan mata dalam berselancar. Pemilihan warna yang tidak begitu mencolok, dapat membuat pengujung betah berlama-lama. Pemilihan ukuran font juga sangat penting.