Deepfake adalah video atau gambar buatan yang dibuat mirip dengan orang aslinya atau menyerupai. Supaya tidak terlalu bingung dengan definisi, berikut contoh Deepfake:
Buat kalian yang tidak pernah melihat Iron Man, mungkin akan menyangka kalau video tersebut tidak ada yang aneh. Tetapi untuk kalian yang pernah menonton Iron Man pasti tahu pemeran asli Tony Stark adalah Robert Downey Jr.
Kata "deep" sendiri adalah dari kata "deep learning", karena proses pembuatan DeepFake ini menggunakan teknik Machine Learning(ML) dan Artificial Intelligent(AI).
Seperti teknologi pada umumnya, setiap hal baru selalu ada hal positif dan negatifnya.
AI kependekan dari Artificial Intelligence. Ini mengacu pada pembuatan software komputer yang dapat meniru kecerdasan manusia. Software ini diciptakan supaya dapat mempersepsikan, belajar, memberikan alasan, dan memutuskan layaknya seperti manusia.
Machine Learning atau sering disingkat ML adalah bagian dari Artificial Intelligence(AI) dimana memfokuskan komputer untuk melakukan prediksi dan pengambilan keputusan tanpa secara langsung memprogram untuk mengambil keputusan tertentu.
Pengambilan keputusan ML ini berdasarkan dataset yang sudah diberikan. Sehingga dapat belajar / learn seperti layaknya manusia.
Dengan banyaknya software AI hingga saat ini. Membuat DeepFake tidak sesulit yang dulu. Kita lihat saja perkembangan Stable Diffusion, sebuah software untuk membuat gambar dari sebuah perintah(prompt
).
Hingga artikel ini dibuat, AI sudah berhasil membuat video bergerak secara realtime dari webcam pengguna. Mengubahnya menjadi seperti sebuah video kartun yang cukup baik.
Cara kerja DeepFakes tidak jauh berbeda dengan cara kerja AI pada umumnya.
Untuk membuat DeepFake, Anda membutuhkan dat ayang cukup banyak. Biasanya berupa gambar atau video. Hal ini digunakan untuk "mengajarkan" software terhadap suatu objek.
Software akan melakukan proses belajar menggunakan metode Generative adversarial networks(GANs). Proses belajar ini cukup kompleks. Jika disederhanakan, sama seperti saat kita belajar disekolah. Mereka akan belajar mana yang salah dan mana yang benar.
Tahap selanjutnya adalah mengenali ekpresi wajah atau pola dari gambar. Biasanya ini disebut fitur/feature. Dalam dunia Machine Learning, feature ini tidak hanya masalah ekspresi wajah saja, namun bisa bentuk benda-benda, dsbnya. Sesuai dengan tujuan ML saat dibuat.
Setelah semuanya sudah dilakukan, saatnya melakukan pertukaran wajah, dari wajah asli, dengan wajah palsu yang akan digunakan untuk menggantikan wajah asli.
Output dari tahap sebelumnya biasanya tidak akan sempurna. Oleh karena itu perlu sentuhan tambahan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada, seperti pencahayaan, warna, posisi, dsb.
Dengan adanya DeepFake, para industri film tidak perlu takut akan adanya penuaan ataupun badan pada karakter aslinya, karena semua itu dapat diubah dengan DeepFake, dan hampir mirip dengan aslinya.
Hal ini memberikan keuntungan baik dari pembuat film ataupun artisnya. Para artis dapat menjual "wajah" nya sebagai aset dan mendapatkan royalty darisana hingga mereka mati kelak.
Dengan mudahnya membuat film tanpa harus mengikut sertakan si pemilik wajah, maka akan dengan mudah orang menggunakan wajah sang artis sesuka hati mereka tanpa ijin. Hal ini dapat berdampak negatif pada citra pemilik wajah jika tidak digunakan dengan benar. Contohnya seperti pembuatan film porno. Berikut beberapa jenis kejahatan yang dapat menggunakan DeepFake: